Mahabharata 20 : Krishna Menerima Penghormatan Tertinggi

Mahabharata 20 : Krishna Menerima Penghormatan Tertinggi

WayangPrabu - IndonesiaWayang

Krishna_as_Envoy

Setelah Jarasandha mati, Pandawa mengundang raja-raja untuk bermusyawarah dan menyaksikan upacara rajasuya yang sudah ditradisikan sejak jaman dahulu dan sesuai dengan ajaran agama. Upacara dilaksanakan untuk memberikan gelar Maharajadiraja kepada raja yang dianggap pantas menyandangnya. Sesuai tradisi, dalam upacara itu penghormatan utama harus diberikan kepada tamu yang dianggap paling layak menerimanya, diikuti tamu-tamu lainnya, sesuai keagungan, kekuasaan, kebijaksanaan dan kebajikan masing-masing.

Sebelum upacara dimulai, Pandawa, para penasihat Pandawa, dan semua raja yang diundang bermusyawarah untuk menentukan siapa yang pantas mendapat penghormatan tertinggi sebagai tamu utama dan bagaimana urutan penghormatan itu akan diberikan kepada tamu-tamu lainnya. Penentuan itu menimbulkan perbedaan pendapat dan perdebatan sengit. Setelah lama berdebat, Bhisma, kesatria tua dan penasihat Pandawa yang sangat disegani, berkata bahwa menurutnya Krishnalah yang paling pantas mendapat penghormatan utama. Yudhistira sependapat dengannya. Ia menyuruh Sahadewa menyiapkan segala keperluan upacara dengan penghormatan utama untuk Krishna.

Tiba-tiba Sisupala, Raja Chedi, yang sangat membenci Krishna bangkit dari…

Lihat pos aslinya 817 kata lagi

KUMBAKARNA NENDRA

KUMBAKARNA NENDRA

KUMBAKARNA putra kedua Dewi Sukesi dengan Resi Wisrawa, dikategorikan nafsu loba, serakah, satu dari empat nafsu dasar manusia. Memiliki Aji Gelap Saketi dan Aji Gedong Menga yang mampu makan sekehendak hati, rakus. Sadar akan ajian yang diperoleh ini timbul niat KUMBAKARNA untuk memilih kuat tidur, Baca lebih lanjut

Suluk-Suluk Pedhalangan – Bag.01

Yoga Hart

Suluk pedhalangan dapat dipersamakan dengan puisi atau sajak.
Kata-kata yg halus dan indah ,
dirangkai dengan persamaan , kemiripan pada suku-suku kata ,
ataupun persamaan vocal dan diucapkan dengan cara dilagukan.

Suluk berasal dari kata “su = indah , baik , lebih , utama” ,
dan “luk = lekuk , suara” ,
maka suluk bisa diartikan sebagai : “suara yg indah” ,
karena menyuarakan syair (tembang , sekar) dengan nada yg berlekuk ,
dengan nada yg begitu rendah namun kemudian meninggi dan sebaliknya.

Suluk yg berbahasa Jawa Kuno pada umumnya diambil dari Kakawin Bharatayudha ,
karya Empu Sedah dan Empu Panuluh di jaman Prabu Jayabaya (Kediri) ,
dan ada juga yg diambil dari Kakawin Ramayana.
Karenanya ada yg mengartikan suluk sebagai “puji” ,
mengingat seloka dalam kakawin bersifat doa , puja dan pujian.

Suluk dipergunakan untuk memberi penggambaran suasana sebuah adegan ,
atau saat pergantian dari sebuah pathêt (dapat diartikan…

Lihat pos aslinya 1.646 kata lagi